Selasa, 27 September 2011

Jika Kita Seorang Muslim, Kita Wajib Membantu Muslimin di Ambon

Oleh: Badrul Tamam

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabba semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Umat Islam adalah umat yang satu. Persatuan mereka didasarkan kepada iman dan Islam, serta berhukum kepada syariatnya yang suci. Mereka saling bersatupadu di hadapan selain mereka, kaum kafirin dan musyrikin. Terlebih jika sebagian mereka telah didzalimi dan dibantai oleh musuh-musuh Allah.
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ
"Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku." (QS. Al-Anbiya': 92)
وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا وَاجْعَلْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ نَصِيرًا
"Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang lalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!"." (QS. Al-Nisa': 75)
Orang-orang yang lemah dalam ayat di atas adalah kaum muslimin yang tinggal di Makkah pada saat diturunkannya ayat tersebut, yang mereka didzalimi, diintimidasi, dibunuh, dan diperangi kaum musyrikin Quraisy. Dan bangkit berjihad membela mereka dengan melawan musyrikin Quraisy tersebut merupakan panggilan iman dan persaudaraan seislam. Begitu juga sikap kaum muslimin saat melihat saudara-saudara mereka, khususnya dari kalangan mustadh'afin, ketika dizalimi dan diserang. Karena kaum muslimin adalah bersaudara. Seorang muslim merupakan saudara bagi muslim lainnya walau berbeda bahasa, warna kulit, suku, dan negara.
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat." (QS. Al-Hujurat: 10)


Seruan Kepada Umat Islam
Sejak beberapa hari lalu, kabar penyerangan terhadap umat muslim Ambon oleh kaum kafir di sana sampai ke telinga kita, kaum muslimin. Bahkan, sudah sampai pada bentuk penyerangan dan perusakan terhadap kampung muslim, sehingga ratusan bangunan rumah kaum muslimin hangus terbakar. Korban jiwa juga berjatuhan, beberapa tewas dan sebagian lain luka-luka akibat terjangan timah panas maupun senjata tajam.  

Sebagai sesama muslim yang terikat dengan tali yang kokoh, iman dan akidah, kita tidak bisa hanya melihat saudara-saudara kita dizalimi seperti itu. Kita harus bangkit membela saudara-saudara kita dengan mendukung dan menguatkan mereka. Segala usaha harus dikerahkan umat muslim untuk membela dan menolong mereka di sana. Derita dan ketakutan mereka juga menjadi tanggungjawab kita untuk membantu menyelesaikannya, karena sesama muslim bersaudara. Ibarat satu tubuh, jika satu anggota sakit maka seluruh tubuh akan merasakan demam dan tak bisa tidur. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (Muttafaqun ‘Alaih dari al-Nu’man bin Basyir) 
Dari Abu Musa radliyallaahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
Orang mukmin dengan mukmin lainnya laksana satu bangunan, satu dengan yang lainnya saling menguatkan.” Lalu beliau shallallaahu 'alaihi wasallam lalu beliau menautkan antar jari-jemarinya. (Muttafaq ‘alaih)
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ
Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain, tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya (tidak peduli padanya), menghinanya.” (HR. Muslim)
. . . Derita dan ketakutan mereka juga menjadi tanggungjawab kita untuk membantu menyelesaikannya, karena sesama muslim bersaudara. . .
. . . Maka sebagai bentuk persaudaraan sesama muslim, kami dari www.voa-islam.com mengajak kaum muslimin untuk ikut meringankan beban saudara-saudara kita di Ambon sana. . .

Dan jika bantuan fisik secara langsung berupa jihad fi sabilillah belum mungkin dilakukan disana, maka kita mendesak kepada aparat kepolisian untuk menangkap dan mengadili pihak-pihak yang telah mezalimi umat Islam. Doa juga tidak boleh dilupakan untuk kebaikan saudara muslim di sana. Selain itu, bantuan materi kiranya tak boleh dilalaikan, karena banyak umat Islam yang terluka, menderita, kehilangan tempat tinggal, dan sabagainya. Semua ini sebagai tuntutan dari Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan seislam), karena sesama muslim bersaudara. Bahkan, kepedulian tersebut merupakan tuntutan dari kesempurnaan iman. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حتَّى يُحِبَّ لأَخيهِ ما يُحِبُّ لِنَفسه
"Tidaklah beriman salah seorang kalian sehingga ia mencintai untuk saudaranya sebagaimana apa saja yang ia sukai untuk dirinya sendiri (yakni kebaikan)." (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu)

Maka sebagai bentuk persaudaraan sesama muslim, -bahwa kaum muslimin adalah satu kesatuan seperti tubuh yang satu dan bangunan tunggal sehingga wajib saling menyayangi, membantu, dan menolong- kami dari www.voa-islam.com mengajak kaum muslimin untuk ikut meringankan beban saudara-saudara kita di Ambon sana. Sesungguhnya bantuan kita berupa infak dan shadaqah bagi mereka yang menderita, manfaatnya juga akan kembali kepada kita. Karena dengan membantu orang yang kesusahan, akan menjadi sebab turunnya bantuan Allah kepada kita dan dimudahkannya urusan-urusan kita, bukan di dunia saja namun sampai kelak di akhirat.

Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya, dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَاَللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
"Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya."

Jika kesulitan yang dihadapi adalah masalah materi maka menyelesaikannya adalah dengan mengulurkan bantuan uang dan semisalnya. Jika kesulitannya berupa penindasan dan penzaliman, maka bantuan dengan menyelamatkan mereka dari orang-orang berusaha menindas dan menzalimi itu. Dan apabila kesulitan yang dihadapi adalah penyerangan dari kaum kuffar, maka penyelesaiannya adalah dengan menegakkan jihad melawan mereka. Semoga Allah melindungi dan menolong saudara-saudara muslim kita di sana, menguatkan mereka dan meneguhkan langkah mereka dalam menghadapi makar-makar musuh Islam dan kaum muslimin. Amiin!

Khamis, 1 September 2011

Berdakwah Dengan Berhikmah

Hakikat dakwah itu adalah mengajak orang kembali fitrahnya. Ia adalah kembalinya seseorang kepada hidayah Allah melalui perantaraan seorang pendakwah.
Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Ali, seseorang yang mendapat hidayah Allah melalui usaha engkau adalah lebih baik daripada engkau memperolehi seekor unta merah.” [HR Bukhari dan Muslim]

Menurut ahli tafsir, hikmah bermaksud ‘perkataan yang tegas dan benar yang dapat membezakan antara yang hak dengan yang batil’. Menurut Sayyid Qutb, dakwah yang bijak (hikmah) adalah yang memperhatikan situasi dan keadaan mad’u (objek dakwah). Al-Quran tidak diturunkan sekaligus, melainkan secara bertahap dalam berbagai situasi dan keadaan. Kemampuan seseorang menerima kebenaran itu berbeza-beza. Maka tugas pendakwah itu adalah untuk menyampaikan kebenaran Islam dengan cara yang paling sesuai dengan keadaan masyarakat agar boleh diterima dengan penuh kesedaran.

Antara cara dakwah yang berhikmah adalah melalui kelembutan. Kelembutan akan menambah daya pesona individu, menyenangkan perasaan orang di sekeliling dan membuatkan orang mahu mendengar kata-katanya.
“Tidaklah ada kelembutan pada seseuatu, kecuali ia akan membuatnya indah. Dan tidaklah tercabutnya sesuatu, kecuali akan menjelekkannya.” [HR Muslim]
“Disebabkan rahmat Allah-lah engkau berlemah lembut. Sekiranya engkau berkeras hati nescaya mereka akan lari dari sekitarmu. Maafkanlah mereka dan minta ampun untuk mereka.” [Surah Ali-Imran 3:159]
Kelembutan itu dari Allah dan letaknya adalah di hati. Kelembutan adalah perpaduan hati, ucapan dan perbuatan dalam usaha menyayangi, menjaga perasaan, melunakkan dan memperbaiki orang lain.

Yang keduanya, dengan kesabaran. Peribadi Rasulullah yang lemah lembut, penuh kesabaran dan hikmah dalam berdakwah adalah teladan utama untuk kita semua. Kita seharusnya menanamkan akhlak Rasulullah dalam diri kita dan juga mutarabbi kita.

Selain itu, berdakwah secara berhikmah melalui rendah diri. Rendah diri terhadap pendidik, rendah diri terhadap orang yang dididik dan rendah diri terhadap seluruh orang-orang yang beriman – menunjukkan penghormatan kita kepada Rasulullah SAW dan kebenaran Al-Quran.

Prinsip berdakwah secara hikmah idealnya adalah:
1.    Kembalinya manusia ke dalam hidayah Allah adalah lebih baik daripada membiarkannya tetap berada dalam kesesatan.
2.    Mendoakannya agar mendapatkan hidayah Allah adalah lebih baik daripada memohon azab untuknya.
Fasa dakwah dengan hikmah mesti dilakukan – tepat dalam menempatkan sesuatu pada tempatnya, baik dalam perbuatan mahupun ucapan. Tahu bila waktunya bersikap lembut dan bila waktunya bertegas. Ibarat seorang doktor dan pesakit. Adakalanya doktor memberikan ubat pada dos yang rendah. Jika belum berkesan, akan diberikan ubat dengan dos yang lebih tinggi atau menghantarkannya ke bilik pembedahan.
Orang awam atau masyarakat yang menjunjung tinggi kesopanan – tidak perlu bersikap keras, perlu berlemah-lembut. Sikap tegas diperlukan untuk menasihati seseorang yang pada dasarnya memiliki ketetapan dan keikhlasan beragama agar tidak terjerumus lebih dalam lagi dalam kesalahan.

Hendaklah setiap hari kita terus menilai diri, memantapkan akhlak dan menguatkan diri sebagai seorang pendakwah.
Allah SWT berfirman, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” [Surah An-Nahl 16:125]